tulisan soal Andik di situs resmi Inter Milan/www.inter.It
Sepak terjang Andik telah membuat media-media Italia penasaran. Pers Italia yang memang acapkali latah membandingkan pemain baru muncul dengan pemain top, seperti sudah tidak sabar ingin melihat seperti apa kemampuan dari bocah kelahiran Jember, 20 tahun lalu ini.
Begini uraian tulisan di situs resmi Inter itu (yang coba saya terjemahkan dengan gaya bahasa saya).
Jakarta-Saat masih bocah, dia terbiasa menjual es di jalanan untuk menjaga mimpinya menjadi pesepak bola. Hari ini, dia seperti hidup di mimpi, dia sudah menjadi idola dari sekian banyak bocah di negaranya. Dan memang, bagaimana dia tidak menjadi idola setelah mendapa julukan “Messi dari Indonsia”
Itu adalah cerita dari pemain 20 tahun, Andik Vermnsyah, nama yang paling sering Anda dengar ketika Anda bertanya, siapa yang akan paling merepotkan Inter dalam dua pertandingan persahabatan di indonesia. Andik akan masuk line up melawan Inter malam ini, membela Liga Indonesia Selection-gabungan talenta pemain U-23 dan beberapa pemain terbaik dari beberapa klub.
Julukan Messi itu diberikan oleh media setempat dan juga fans sepak bola Indonesia yang melihat kesamaan gaya permainanan Andik dengan pemenang FIFA Ballon d’OR (Messi).
Dengan tinggi hanya 1 meter 62 centimeter dan berat 52 kilo, dia mungkin diremehkan lawan-lawannya. Dia mirip-mirip dengan karakter pesepak bola Amerika Latin yang punya kecepatan, lengket ketika menguasai bola dan punya teknik hebat. Dia juga punya mata tajam untuk melihat peluang gol. Skill itu membuat dia tidak hanya terkenal di Indonesia dan juga di Malaysia. Tetapi, menurut harian sepak bola Indonesia, TopSkor,dia juga sudah menjadi target dari klub terkenal seperti Benfica, Porto, Novara, dan Los Angeles Galaxy.
Melawan Inter, dia punya kesempatan untuk memperlihatkan talenta nya kepada publik yang lebih luas. Ini kesempatan yang tidak ingin dilewatkan Andik. Dia punya julukan yang bisa membuat semua orang terkesima.(*)
Bagaimana tanggapan Andik. “Saya senang sekali mendapat kesempatan bertanding melawan tim Eropa. Mohon doanya saya nanti bisa bermain maksimal agar bisa dilirik tim sebesar Inter,” tegas Andik.
“Saya akan mencoba untuk mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Soal saya mencetak gol atau tidak, itu urusan belakangan,” sambung Andik yang mengidolai kapten Inter, Javier Zanetti dan berharap bisa bertukas jersey di akhir laga.
Ngobrol soal Andik, beberapa orang mungkin baru tahu permainannya kala memperkuat Timnas U-23 di Sea Games lalu. Nama Andik semakin ngetop ketika ‘insiden tacklingnya’ dengan David Beckham saat Indonesia beruji coba melawan LA Galaxy di Jakarta.
Tetapi, jauh sebelum itu, fans Persebaya–klub yang dibelanya, sudah menjulukinya sebagai “Messi”. Postur tubuhnya memang mirip-mirip dengan Messi. Ia juga memakai kostum nomor 10. Kesamaan lainnya, melihat nya bermain, orang langsung teringat Messi. Meski, tentu saja masih belum seindah Messi.
Satu nilai plus Andik yang paling saya sukai, dia pemain ngeyel, pemain yang mau berkeringat di lapangan. Masih ingat ketika Andik bermain seolah-olah ada di setiap penjuru lapangan ketika Indonsia menghadapi Vietnam di semifinal Sea Games lalu. Mau bekerja keras itu sepertinya sudah menjadi turunan dari perjuangan hidupnya yang memang keras.
Dalam sebuah kesempatan ngobrol, Andik menuturkan bagaimana masa kecilnya di Jember, ia rela berjualan kue dan es. Ia berharap bisa mengumpulkan uang untuk bisa membeli sepatu bola. Maklum, orang tuanya juga pekerja keras, yang bekerja banting tulang demi sesuap nasi.
Jujur saja, menyenangkan melihat orang-orang yang bekerja keras sejak kecil, akhirnya bisa meraih sukses. Bukan dengan cara instan. Andik mengajarkan betapa perlunya kerja keras demi menggapai mimpinya.sumberinfo
0 komentar:
Posting Komentar