"MCHOYBLOGINFO". Diberdayakan oleh Blogger.

Info Kumpulan Cerita Lucu | Episode 1 | mchoyBLOGinfo

Share on :

 

Jangan Bohong Terhadap Ibu

John mengundang ibunya makan malam di apartemennya. Sewaktu makan, ibunya selalu memperhatikan betapa cantiknya teman satu apartemen anaknya John.
Sang ibu malah sudah lama memendam kecurigaan adanya hubungan istimewa antara John dan teman se apartemen nya dan oleh sebab itu menambah
keingintahuan sang ibu tentang hubungan anaknya itu. Hingga malam hari, sang ibu memperhatikan bagaimana kedua insan itu berinteraksi sang ibu mulai ber-tanya2 dalam hatinya ada apa dibalik hubungan John dan temannya itu yang tidak kasat mata.
Membaca pikiran sang ibu, John berkata,”Saya tahu apa yang ada dalam pikiran ibu, tetapi saya jamin, Julie dan saya hanyalah TEMAN BIASA
saja.”
Satu minggu kemudian , Julie mengatakan pada John, “Sejak ibumu datang makan malam, saya tidak dapat lagi menemukan sendok perak kuah itu.
Kau tidak akan mengira ibumu membawanya bukan.” John berkata,”Aku meragukan hal itu, tetapi untuk memastikannya aku akan menulis surat padanya.
Lalu John menulis suratnya sebagai berikut:
Ibu yang tercinta,
Saya tidak mengatakan ibu “mengambil” sendok kuah dari apartemenku, dan saya juga tidak mengatakan ibu “tidak mengambil” sendok kuah itu.
Tetapi faktanya adalah bahwa sendok kuah itu raib sejak ibu datang makan malam disini.
Beberapa hari kemudian John menerima surat dari ibunya yang berbunyi:
Puteraku sayang,
Ibu tidak mengatakan kau “tidur” dengan Julie, dan ibu juga tidak mengatakan kau “tidak tidur” dengannya.
Tetapi faktanya adalah bila ia tidur ditempat tidurnya sendiri,ia akan menemukan sendok kuah itu.
Ibumu tercinta.
Pelajaran untuk hari ini: “Jangan membohongi ibumu!”

Indonesia Negeri Sempurna

Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan-Nya.
Malaikat pun bertanya, “Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?”
“Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi,” kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon.
Tuhan melanjutkan, “Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang”.
Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa.
Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.
Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar m atahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.
Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, “Lalu daerah apakah itu Tuhan?”
“Ooo, itu,” kata Tuhan, “itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras,siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni.”
Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, “Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya?”
Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, “Wait, until you see the idiots I put in the government.”

Istri yang (Tidak) Setia

Ada sepasang suami istri belia, sebut aja Romeo (25) dan Juliet (20). Tahun demi tahun mereka berdua menjalani hidup dengan bahagia, rukun, makmur, damai sentosa ….. sampai tak terasa sampailah mereka ke ulang tahun kelima pernikahan mereka (konon kata orang, 5 tahun pertama merupakan masa-masa yang penuh “badai” dalam mengayuh bahtera rumah tangga).
Malam itu mereka habiskan dengan Candle Light Dinner yang romantis di sebuah restoran. Pendek cerita, sepulang dari restoran acara bermesraan diteruskan sampai masuk kembali kerumah, masuk kembali kekamar, naik kembali ke ranjang dan seterusnya.
Usailah satu sessi penuh kemesraan, penuh gelora dalam keadaan setengah sadar (makan malam tadi cukup kenyang, dan sessi terakhir tadi cukup menguras tenaga) Romeo melihat istrinya dengan hati-hati mengeluarkan sebuah KANDAGA dari lemari, menciumnya, dan mengembalikan lagi kebelakang tumpukan pakaiannya. (Kandaga adalah sebuah kotak kecil dari kayu jati atau sonokeling, biasanya berukir indah, tempat para isteri bangsawan Jawa tempo doeloe menyimpan koleksi permata, perhiasan emas atau barang-barang berharga lainnya).
Penasaran, Romeo menanyakan kepada isterinya apa gerangan isi kandaga itu, namun Juliet cuma menjawab: “Maaf, Pa, Mama ‘nggak bisa memberitahukannya. Kalau memang Papa bener-bener sayang sama Mama, sudahlah, jangan tanya itu lagi.”
Mas Romeo terdiam, dan hanya bisa menurut saja. Namun rasa penasaran belum mampu dia usir dari benaknya. Di saat-saat sendiri, selalu saja rasa penasaran itu mengganggunya, tapi “demi cinta”, tak pernah dia sampai hati menanyakan hal itu kembali pada isterinya.
Waktu pun berlalu, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, angin berhembus, cuaca berubah, namun daun-daun tetap tumbuh menghijau, begitu pula kehidupan rumah tangga ini.
Mereka cukup bahagia lahir bathin dengan 2 orang anak (laki dan perempuan), karir Romeo-pun selalu menanjak sehingga kehidupan keluarga selalu berkecukupan adanya. Tak terasa waktu terus bergulir, dan tibalah 10 tahun usia perkawinan mereka. Setelah melakukan ritual yang sama, Romeo kembali membisikkan keinginannya sama sang istri, betapa ia ingin tahu apa isi kandaga itu tapi tetap saja istrinya menolak dengan halus.
Karena memang Romeo tidak ingin menyinggung perasaan istrinya, maka ia juga tak memaksa. Begitulah kembali hari berganti bulan, bulan berganti tahun, tahun berganti windu, sampailah saatnya mereka merayakan ulang tahun perkawinan Perak mereka. Putri mereka yang pertama sudah menikah, malah mereka sedang bersiap-siap menantikan kedatangan cucu mereka pertama. Namun karena mereka dulunya termasuk pasangan yang cepat kawin, maka kondisi phisik mereka masih kelihatan prima. Maklum saja lah, Romeo baru 50 tahun dan Juliet baru saja berulang tahun ke 45. Apalagi pasangan ini termasuk mereka yang rajin merawat kebugaran, Romeo tiap weekend masih rajin main golf bersama relasi, kalaupun Juliet tidak ikut menemani, paling-paling dia sibuk Fitness atau beraerobic bersama teman-teman arisan atau kelompok-bermainnya sendiri.
25 tahun bukannya masa yang pendek, maka malam itu mereka sepakat untuk mengadakan syukuran sekedarnya, dengan mengundang besan serta keluarga dan kerabat dekat lainnya. Acara berlangsung meriah di rumah mereka yang asri dan diakhiri dengan menikmati barbeque di kebun belakang. Lewat tengah malam ketika tamu terakhir meninggalkan rumah pasangan ini. Kembali ke kamar, “ritual” rutin pun berulang kembali.
Lagi-lagi Romeo menyatakan keinginannya untuk mengetahui apa isi kandaga itu. Kali ini, setelah 25 tahun, akhirnya sang Istripun luluh juga. Maka lantas terjadilah dialog berikut: “Papa memang benar-benar ingin mengetahuinya?”
“Iya lah, Ma. Sekian tahun Papa penasaran.”
“OK, tapi Papa harus berjanji, Papa tidak akan marah. Papa janji akan tetap jadi Papa yang selama ini Mama kenal, apapun isi kandaga itu.”
Romeo merasa jantungnya mulai deg-degan, tapi demi hasrat yang 20 tahun terpendam, jadilah akhirnya ia mencoba untuk tetap tenang. Maka hanya dengan sekedar ditutup selimut Juliet bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah lemari, mengeluarkan kandaga itu dan membawanya ketempat tidur dimana Romeo menunggu.
Pelan-pelan dia buka kandaga itu dan dia unjukkan kedepan suaminya. Alangkah terkejut Romeo. Isi kandaga itu ternyata cuma 3 biji jagung dan uang receh 6,500 perak!
Romeo tak habis pikir, mengapa 25 tahun istrinya menjaga rahasia ini rapat-rapat, hanya sekedar “menyembunyikan” 3 biji jagung dan uang yang tak seberapa. Melihat suaminya diam membisu, maka Julietpun angkat bicara: “Pa, Mama sadar bahwa Mama bukanlah seorang wanita yang sempurna. Mama juga bukanlah seorang istri impian seperti yang selama ini Papa bayangkan!”
Romeo masih diam terpaku dan menyimak saja. “Mungkin Papa heran, apa arti 3 butir jagung ini. Sebenarnya Mama berat untuk mengatakan ini, tapi Mama juga sadar, sampai kapan Mama harus hidup dalam dusta terhadap suami yang mencintai Mama dengan begitu tulus.” (mata Juliet mulai
merebak, dan akhirnya air matanyapun runtuh).
“Tapi karena Papa sudah berjanji untuk tidak marah, dan tetap akan menjadi Papa yang dulu, maka Mama memberanikan diri untuk bicara.” suaranya jadi berat, tersendat.
“Mama bukanlah istri yang setia!”
Akhirnya kalimat itu meluncur dengan nada getir dan datar. “Selama rentang 25 tahun usia pernikahan kita, Mama beberapa kali selingkuh dengan lelaki lain. Mama mulai melakukan ini di tahun-tahun pertama perkawinan kita, ketika kita terlibat pertengkaran di rumah. Di saat panik, stress, ada lelaki lain yang memberikan keteduhan sesaat, dan Mama pun jatuh. Tapi tiap kali Mama melakukan itu, Mama benar-benar menyesal, dan sebagai prasasti peringatan maka setiap kali Mama mengambil sebiji jagung dan memasukkannya ke dalam kandaga ini”.
Romeo terhenyak dan menarik napas panjang. Terasa berat sekali timbang-menimbang dalam hatinya: 3 kali selingkuh dalam rentang waktu 25 tahun memang bukan pertanda istri yang setia, tapi juga tak bisa begitu saja dijadikan alasan untuk memulangkan Juliet ke rumah orangtua-nya, karena mereka berdua sekarang sudah sama-sama yatim piatu.
Dalam hati Romeo berpikir : “Ya, sudahlah… selama inipun aku bukannya suami yang 100% steril, ada saja saat-saat yang sulit dihindarkan kalau lagi larut bersama relasi.”
” Trus.. uang yang Rp. 6,500.00 itu apaan, Ma?”
“Itulah, Pa… setiap kali Mama melakukan selingkuh, mama tak lupa memasukkan sebiji jagung ke dalam kandaga ini. Sampai saatnya butir jagungnya sudah begitu banyak sehingga kandaga ini nyaris penuh maka mami jual jagung itu ke warung sebelah. Mama jual murah sekali, Pa, cuma lima ratus perak per kilo dan itulah uang hasil penjualan itu semua. Sepeserpun tak pernah Mama pakai untuk belanja!”
Romeo terkulai lemas, dan beberapa saat kemudian Juliet berteriak membangunkan anaknya untuk menelpon ambulans. Malam menjelang pagi itu Romeo terpaksa dilarikan ke UGD, karena darah tinggi dan terkena stroke, rupanya depressi yang kelewat berat tak tertahankan oleh jantung yang sudah bekerja terlalu berat, betapapun selama ini selalu beliau lulus dengan mulus setiap general check up 2 tahun sekali.
Catatan Kaki:
  • 1 kg jagung @ Rp. 500.00, dus Rp. 6,500.00 = 13 Kg.
  • 1 kg jagung = +/- 1450 butir
  • 13 kg x 1450 = 18.850 butir jagung = 18.850 kali selingkuh (dalam 25 tahun)
  • 25 tahun = 25 x 365 hari = 9125 hari, dus AVERAGE SELINGKUH = 18.850 : 9125 = 2x selingkuh/hari

Memeriksa Kesuburan dan Sperma

Seorang kakek tua berusia 85 tahun pergi mengunjungi dokter kelamin untuk memeriksa kesuburan dan kandungan spermanya.
Sang dokter mengambil sebuah toples kecil dan berkata, “Bawa toples kecil ini pulang, dan bawa kembali esok hari dengan contoh sperma Anda di dalamnya.”
Keesokannya kakek tua tersebut datang kembali ke klinik dan memberikan toples kecil itu kepada sang dokter. Akan tetapi toples kecil itu masih kosong seperti kemarin, bersih dan tidak ada sedikit sperma pun didalamnya. Sang dokter bertanya mengapa toples itu masih kosong, dan sang kakek tua menjawab.
“Begini dok, saya sudah coba dengan tangan kanan saya, tapi tidak bisa. Saya coba dengan tangan kiri saya, tetap tidak bisa.”
“Lalu saya minta bantuan isteri saya. Ia gunakan tangan kanannya, tidak bisa. Ia gunakan tangan kirinya, tetap tidak bisa.” “Istri saya mencoba dengan mulut, tapi masih tidak bisa juga.
Kami akhirnya memanggil Arlin gadis tetangga sebelah. Ia mencoba dengan tangan kanan, tapi tidak bisa. Ia mencoba dengan tangan kiri, tetap tidak bisa.
Ia mencoba dengan kedua tangannya, masih tidak bisa juga. Dicoba diapit dengan ketiak Arlin masih tidak bisa juga.
Bahkan Arlin sudah mencoba dengan menjepit diantara kedua pahanya, tetapi tidak bisa juga.” Ungkap kakek tua.
“Bapak sampai minta bantuan gadis tetangga sebelah???” Tanya sang dokter sambil takjub.
“Iya, dan sampai sekarang saya, istri saya dan Arlin tetap tidak bisa membuka tutup toples ini.” kata kakek tua.

Kata-Kata Terakhir Terpidana Mati

Tiga orang wanita akan dieksekusi mati. Sebelum dieksekusi, mereka diminta untuk mengucapkan kata-kata dan pesan terakhir mereka.
Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, “Aku berasal dari Sekolah Teologi dan saya percaya pada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah.”
Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.
Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, “Aku berasal dari Sekolah Hukum dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah.”
Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.
Wanita yang terakhir, diikat di kursi listrik dan berkata, “Saya seorang sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!”

Pengganti Kursi Listrik untuk Terpidana Mati

Seorang sipir penjara mencoba menghibur terpidana berikutnya yang hari itu akan menjalani hukuman matinya diatas kursi listrik dengan mengatakan kata-kata yang menghibur.
“Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage listriknya sangat tinggi. Lagi pula, itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali”, kata sipir penjara.
Namun, ternyata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan,
“Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa…” kata sipir penjara.
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan kepada terpidana mati yang berikutnya.
“Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja koq. Tadi itu rupanya sekeringnya putus, maka digunakan lilin sebagai gantinya, itu sajaaaaa…”

Kondom Rasa

Seorang pemilik pabrik kondom berang sebab penjualan perusahaannya menurun karena perusahaan pesaing memperkenalkan kondom dengan berbagai rasa seperti strawberi, pisang, coklat. Pemilik perusahaan itu memanggil kepala divisi risetnya.
“Kamu sebagai kepala divisi riset harus kreatif dong, masak kalah sama perusahaan pesaing”, cetus pemilik pabrik itu.
“Iya Pak!” jawab kepala divisi riset ketakutan.
“Oke, kalo gitu saya mau bulan depan pabrik kita sudah mulai memproduksi kondom dengan rasa!” lanjut pemilik pabrik.
“Rasa apa Pak yang kita pakai?” tanya kepala divisi riset.
“Saya tidak mau tahu!!! Itu tanggung jawabmu. Pokoknya harus beda sama pesaing. Kalo bisa yang khas Indonesia!” cetus pemilik pabrik itu.
Setelah sebulan, pabrik itu memproduksi kondom dengan rasa. Tapi penjulan tidak meningkat malah komplain ke perusahaan yang meningkat. Komplain kebanyakan berisi keluhan karena sering terjadi kecelakaan dalam permainan seks terutama saat oral seks. Yaitu penis pasangan sering tergigit dalam oral seks.
Peningkatan komplain ini membuat pemilik perusahaan memarahi lagi kepala divisi risetnya.
“Kamu ini gimana sih? Disuruh cuma menambah rasa di kondom malah meningkatkan komplain ke perusahaan kita? Bisa bangkrut jika begini terus!” cetus pemilik perusahaan.
“Iya Pak, mungkin kondomnya perlu ditarik. Sepertinya pengguna sering terlena karena rasanya.” kata kepala divisi riset.
“Omong-omong, memangnya kamu kasih rasa apa?” tanya pemilik pabrik.
“Sesuai permintaan Bapak, rasa khas Indonesia, kondom rasa rendang!” jawab kepala divisi riset.

Arti Politik di Bagi Seorang Anak

Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK. Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya pada ayahnya.
Sang Ayah yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif kemudian memberikan penjelasan.
“Baiklah Nak, Ayah akan mencoba menjelaskan dengan perumpamaan, misalkan Ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya pemerintah. Kami disini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau rakyat. Pembantu, kita masukkan dia ke dalam kelas pekerja, dan adikmu yang masih balita, kita menyebutnya masa depan. Sekarang pikirkan hal itu dan lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami?”
Si anak kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat adik bayinya mengompol. Lalu ia menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak.
Karena tidak ingin membangunkan ibunya, maka ia pergi ke kamar pembantu. Karena pintu terkunci, maka ia kemudian mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya.
Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK.
Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya:
“Politik adalah hal dimana para Investor meniduri kelas Pekerja, sedangkan Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan.”


Mengenang Jasa Dokter

Ketika Seorang dokter pakar jantung meninggal dunia. Untuk mengenang jasanya, keluarganya sepakat untuk membuatkan sebuah tugu peringatan di kuburnya berbentuk jantung. Upacara pengkebumiaan pun berjalan dengan lancar.
Tak disangka satu bulan kemudian, seorang doktor pakar mata meninggal dunia juga. Seperti pada peristiwa sebelumnya, keluarganya sepakat untuk membuat sebuah tugu berbentuk mata di kuburnya untuk mengenang jasa beliau. Upacara pengkebumiaan beliau juga berjalan dengan lancar.
Setelah selesai pemakaman, para hadirin berangkat pulang, hanya tinggal seorang saja yang masih terisak merenung sendirian di pinggir makam si dokter itu.
Salah seorang dokter yang lain melihatnya dan segera menghampirinya, dengan penuh empati kemudian berkata: “Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Tak usah engkau pikirkan lagi.” kata si dokter.
Yang dihibur kemudian menyahut lirih. “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepadamu,” kata lelaki itu.
“Ada apa sebenarnya?”, tanya dokter tetap berusaha menenangkan. Tolong ceritakan, siapa tahu mungkin saya dapat membantu”, jawab si dokter itu.
“Saya sedang memikirkan bagaimana pula upacara pengkebumian saya nanti?”, kata lelaki sedih itu.
“Mengapa?” tanya dokter satunya keheranan.
“Saya khan dokter penyakit kelamin!” jawab lelaki itu sedih.

0 komentar:

Posting Komentar

Info Wisata

 photo freebanner_zps107bd00d.gif Info Hub. 0899 8 933339 Rumah Subsidi

Pengikut

Related Post

Arsip Blog

Info Musik