Wanita yang ingin mengetahui pria impiannya itu setia apa tidak bisa menggunakan cara ini. Pelajarilah wajahnya karena dari situ seorang pria bisa ketahuan dia berbakat selingkuh atau tidak.
Wanita bisa menilai pria dari wajahnya, sebaliknya pria sulit membaca wajah wanita. Sikap wanita yang tenang membuat pria sulit menilai wanita dari wajahnya.
Seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (6/12/2012), peneliti University of Western, Australia merekrut 200 relawan dan memotret semuanya. Kemudian 68 orang asing diminta menilai dari kepala dan bahu untuk dinilai seberapa besar kemungkinan para relawan itu untuk tidak setia.
Hasilnya, para wanita ternyata secara akurat memilih mana laki-laki yang rawan berselingkuh. Analisa menunjukkan, relawan wanita menghubungkan maskulinitas dengan perselingkuhan.
Sebaliknya pria kurang bisa menebak wanita yang mempunyai sejarah perselingkuhan.
Peneliti Profesor Leigh Simmons mengatakan, perempuan mungkin lebih baik dalam tugas ini karena pengalaman wanita yang lebih banyak kehilangan atau ditinggalkan kekasihnya.
"Kami menyimpulkan kesan kesetiaan secara seksual dari wajah memiliki kebenaran, setidaknya untuk perempuan, dan mereka bisa membantu orang menilai kualitas calon pasangan," katanya.
Dari hasil penelitian itu disimpulkan:
1. Pria dengan wajah maskulin dengan ciri rahang yang tajam, dahi yang lebar, dagu persegi, atau alis yang menonjol adalah pria yang rawan berselingkuh.
Pria tipe seperti ini adalah pria macho yang memiliki testosteron banyak. Penampilan pria macam itu bisa menunjukkan gen yang bagus dan kemampuannya memiliki anak yang sehat. Namun dengan kadar testosteron yang tinggi, pria tipe ini cenderung moody dan kasar serta rawan selingkuh alias tidak setia.
2. Pria tipe Wimpier dengan wajah biasa adalah pria yang setia. Perempuan yang mencari hubungan jangka panjang akan cenderung tertarik pada tipe wimpier. Meski penampilannya tidak sekeren pria maskulin namun pria tipe ini lebih stabil dalam kehidupan rumah tangga dan jarang berselingkuh.
Penelitian ini diterbitkan dalam Royal Society journal Biology.(MEL/IGW)