Studi terbaru menemukan, bahwa duduk selama tiga jam sehari berpotensi mengurangi harapan hidup hingga dua tahun.
Saat menonton televisi lebih dari dua jam mengurangi kemungkinan bertahan hidup sebesar 1,4 tahun. Ada juga batasan berapa lama seorang anak dapat menonton televisi.
"Peningkatan perilaku menetap atau kurang gerak adalah faktor risiko yang serius, sama seperti merokok dan obesitas," kata Peter Katzmaryk, profesor epidemologi dari Pennington Biomedical Research Center, Louisiana, Amerika Serikat.
Ia menganalisis lima studi sebelumnya yang melibatkan 167.000 lelaki dan perempuan berusia 18-90 tahun dari berbagai negara.
Banyak orang tidak menyadari bahaya terlalu lama duduk. Banyak yang merasa tidak memiliki masalah kesehatan dengan berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Mereka tidak menyadari, bahwa mengisi sisa waktu sekitar 23,5 jam dengan aktivitas fisik sangat penting manfaatnya bagi kesehatan.
"Ketika Anda duduk, otot kaki Anda tidak benar-benar aktif, dan Anda akan mengalami kesulitan mengelola glukosa darah yang akan berdampak pada kesehatan," kata Katzmaryk.
Penelitian sebelumnya terkait lamanya waktu untuk duduk dan menonton TV dengan risiko kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Terkait dengan penyakit rentan memicu kematian dini.
Pada tahun lalu, para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang bekerja dengan intensitas tinggi atau duduk tidak memerlukan banyak energi selama 10 tahun, memiliki dua kali lipat peningkatan risiko kanker usus besar, dan peningkatan risiko kanker dubur sebesar 44 persen.
Pada bulan Maret 2012, mereka juga menemukan risiko kanker dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Kanker antara lain kanker pankreas, ginjal, esofagus bagian bawah dan uterus. Tak hanya itu, sebelumnya juga diketahui, bahwa duduk terlalu lama juga meningkatkan risiko diabetes.